KERATON JIPANG ADAKAN GELAR BUDAYA JIPANG II
TEPAT DI JANTUNG IBUKOTA
Kadis Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga (Disparpora) Provinsi Jawa Tengah memberikan penghormatan kepada
KPRA Arya Jipang II, Barik Barliyan Suryowiyoto SH.
Kadis Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga (Disparpora) Provinsi Jawa Tengah memberikan penghormatan kepada
KPRA Arya Jipang II, Barik Barliyan Suryowiyoto SH.
Sejak berdirinya Yayasan Keraton Jipang pada tahun 2014 lalu,
kebangkitannya yang ditandai dengan Gelar Budaya yang dilaksanakan pada
2016 di Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora - Jawa Tengah. Kini, gelaran
kedua dimeriahkan di Anjungan Jawa Tengah Taman Mini Indonesia Indah
(TMII), Jakarta Timur, Kamis (10/8/2017).
Gelaran ini dihadiri para Yang Mulia Raja Sultan Nusantara dan
Kerabat Keraton Jipang dari Malaysia. Selain itu, hadir pula masyarakat
Jipang dan para tamu undangan.
Pada kesempatan ini, berlangsung pula pemberian “Anugrah
Darjah” dari Raja Jipang kepada Kerabat Keraton Jipang dari Malaysia.
Kanjeng Pangeran Raja Adipati Arya Jipang II, Barik Barliyan
Suryowiyoto, yang menyematkan langsung penganugrahan itu.
Dato Seri Mohammad Fairus Bin Mohamed Said dan Tan Sri Mohamad
Ruslan Bin MD Akhir menerima Anugrah Bintang Raja Arya Jipang II. Dan
masih banyak lagi yang menerima penganugrahan tersebut.
Dalam sambutannya, KPRA Arya Jipang II, Barik Barliyan Suryowiyoto mengucapkan selamat kepada para penerima anugrah.
“Semoga apa yang sudah diterima ini menjadi berkah dan motivasi
penggerakan kehidupan dalam satu tujuan pelestarian budaya. Acara ini
juga menjadi silaruharmi antar sultan dan raja se-nusantara,” ujarnya.
KPRA Arya Jipang II, Barik Barliyan Suryowiyoto sekilas
berkisah tentang Jipang. Menurut dirinya, Jipang adalah satu tempat di
Jawa Tengah, tepatnya di Kecamatan Cepu Kabupaten Blora. Dengan tampil
di TMII, ini kesempatan Jipang bisa masuk ke Jantung Ibu kota Jakarta.
Tujuannya ingin menunjukkan kebudayaan Jipang kepada masyarakat luas,
terutama yang ada di Ibu Kota.
“Dari Cepu ke Jakarta adalah napak tilas. Karena Raja Jipang
yang saat itu adalah Sultan Demak atau Pangeran Arya Penangsang atau
Arya Jipang yang terlibat langsung dalam mendirikan Jayakarta bersama
Fattahillah. InsyaAllah, kami sebagai keturunan terus membangun,
membangkitkan, dan meluruskan sejarah Jipang yang nyaris terlupakan,”
ungkapnya.
Kembali disampaikan, sejarah budaya Jipang nyaris
terlupakan, tertutup oleh kebesaran sejarah pra kemerdekaan, padahal
Jipang memegang peranan strategis dalam sejarah.
“Kita tidak bisa cerita tentang Surakarta maupun Yogyakarta,
tanpa menceritakan Jipang. Itulah yang membuat kami tetap berupaya untuk
membangkitkan dan melestarikan budaya Jipang,” tukas Kanjeng Pangeran
Raja Adipati Arya Jipang II, Barik Barliyan Suryowiyoto.
Khusus Kerabat Keraton Jipang dari Malaysia, dirinya
mengatakan, kerjasama telah dirintis dua tahun. Dengan budaya, diyakini
kerjasama ini bisa mempererat rasa persaudaraan. Karena dengan budaya
tidak terlihat adanya perbedaan.
“Itulah hebatnya budaya,” ungkap Gusti Pangeran Raja Adipati Jipang II, Barik Barliyan Suryowiyoto.
Kembali ia menyebutkan, Malaysia dan Indonesia mungkin
dari sisi politik bisa saling gontok-gontokan, tapi pada hari ini di
Anjungan Jawa Tengah TMII, Jakarta, dibuktikan bahwa dengan budaya
Indonesia dan Malaysia sebetulnya bersaudara.
Menurutnya, keberadaan Keraton Jipang sudah diakui Nasional.
Meskipun masih sebatas komunitas raja dan sultan, yang tergabung dalam
Forum Silaturahmi Keraton Nusantara (FSKN).
Gelar budaya yang pertama pada tahun 2016, juga
menghadirkan Raja dan Sultan se-Nusantara serta para pejabat di
kementerian maupun para pengusaha dari Malaysia. Pada gelar budaya itu
juga dirangkai dengan pelantikan serta pemberian gelar pada warga
Malaysia.
Dirinya menegaskan, bangkitnya kembali kerajaan yang
pernah berjaya pada abad ke 15 lalu, menjadi catatan sejarah baru saat
ini. Kebangkitan bukan berarti akan membuat sistem pemerintahan baru
layaknya sebuah kerajaan.
Kebangkitan lebih pada pelestarian budaya peninggalan
leluhur. Kearifan lokal berupa tradisi dan budaya yang selama ini telah
diwarisi oleh masyarakat Cepu.
Ragam tari khas Jipang menghiasi gelaran seni budaya ini.
Bahkan diujung acara, Kanjeng Pangeran Raja Adipati Jipang II, Barik
Barliyan Suryowiyoto berdendang melantunkan sebuah lagu yang mampu
membuat para Kerabat Keraton Jipang dari Malaysia ikut berdendang.
Suasana terlihat begitu bersahabat dalam balutan budaya tanpa perbedaan.