Keraton Jipang

Senin, 13 November 2017

GELAR BUDAYA KERATON JIPANG II

KERATON JIPANG ADAKAN GELAR BUDAYA JIPANG II
TEPAT DI JANTUNG IBUKOTA



 Kadis Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga (Disparpora) Provinsi Jawa Tengah memberikan penghormatan kepada
KPRA Arya Jipang II, Barik Barliyan Suryowiyoto SH.
Sejak berdirinya Yayasan Keraton Jipang pada tahun 2014 lalu, kebangkitannya yang ditandai dengan Gelar Budaya yang dilaksanakan pada 2016 di Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora - Jawa Tengah. Kini, gelaran kedua dimeriahkan di Anjungan Jawa Tengah Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Kamis (10/8/2017).
Gelaran ini dihadiri para Yang Mulia Raja Sultan Nusantara dan Kerabat Keraton Jipang dari Malaysia. Selain itu, hadir pula masyarakat Jipang dan para tamu undangan.
Pada kesempatan ini, berlangsung pula pemberian “Anugrah Darjah” dari Raja Jipang kepada Kerabat Keraton Jipang dari Malaysia. Kanjeng Pangeran Raja Adipati Arya Jipang II, Barik Barliyan Suryowiyoto, yang menyematkan langsung penganugrahan itu.
Dato Seri Mohammad Fairus Bin Mohamed Said dan Tan Sri Mohamad Ruslan Bin MD Akhir menerima Anugrah Bintang Raja Arya Jipang II. Dan masih banyak lagi yang menerima penganugrahan tersebut.
     Dalam sambutannya, KPRA Arya Jipang II, Barik Barliyan Suryowiyoto mengucapkan selamat kepada para penerima anugrah.

“Semoga apa yang sudah diterima ini menjadi berkah dan motivasi penggerakan kehidupan dalam satu tujuan pelestarian budaya. Acara ini juga menjadi silaruharmi antar sultan dan raja se-nusantara,” ujarnya.

     KPRA Arya Jipang II, Barik Barliyan Suryowiyoto sekilas berkisah tentang Jipang. Menurut dirinya, Jipang adalah satu tempat di Jawa Tengah, tepatnya di Kecamatan Cepu Kabupaten Blora. Dengan tampil di TMII, ini kesempatan Jipang bisa masuk ke Jantung Ibu kota Jakarta. Tujuannya ingin menunjukkan kebudayaan Jipang kepada masyarakat luas, terutama yang ada di Ibu Kota.

“Dari Cepu ke Jakarta adalah napak tilas. Karena Raja Jipang yang saat itu adalah Sultan Demak atau Pangeran Arya Penangsang atau Arya Jipang yang terlibat langsung dalam mendirikan Jayakarta bersama Fattahillah. InsyaAllah, kami sebagai keturunan terus membangun, membangkitkan, dan meluruskan sejarah Jipang yang nyaris terlupakan,” ungkapnya.

     Kembali disampaikan, sejarah budaya Jipang nyaris terlupakan, tertutup oleh kebesaran sejarah pra kemerdekaan, padahal Jipang memegang peranan strategis dalam sejarah.

“Kita tidak bisa cerita tentang Surakarta maupun Yogyakarta, tanpa menceritakan Jipang. Itulah yang membuat kami tetap berupaya untuk membangkitkan dan melestarikan budaya Jipang,” tukas Kanjeng Pangeran Raja Adipati Arya Jipang II, Barik Barliyan Suryowiyoto.

     Khusus Kerabat Keraton Jipang dari Malaysia, dirinya mengatakan, kerjasama telah dirintis dua tahun. Dengan budaya, diyakini kerjasama ini bisa mempererat rasa persaudaraan. Karena dengan budaya tidak terlihat adanya perbedaan.

“Itulah hebatnya budaya,” ungkap Gusti Pangeran Raja Adipati Jipang II, Barik Barliyan Suryowiyoto.

     Kembali ia menyebutkan, Malaysia dan Indonesia mungkin dari sisi politik bisa saling gontok-gontokan, tapi pada hari ini di Anjungan Jawa Tengah TMII, Jakarta, dibuktikan bahwa dengan budaya Indonesia dan Malaysia sebetulnya bersaudara.
Menurutnya, keberadaan Keraton Jipang sudah diakui Nasional. Meskipun masih sebatas komunitas raja dan sultan, yang tergabung dalam Forum Silaturahmi Keraton Nusantara (FSKN).
     Gelar budaya yang pertama pada tahun 2016, juga menghadirkan Raja dan Sultan se-Nusantara serta para pejabat di kementerian maupun para pengusaha dari Malaysia. Pada gelar budaya itu juga dirangkai dengan pelantikan serta pemberian gelar pada warga Malaysia.
     Dirinya menegaskan, bangkitnya kembali kerajaan yang pernah berjaya pada abad ke 15 lalu, menjadi catatan sejarah baru saat ini. Kebangkitan bukan berarti akan membuat sistem pemerintahan baru layaknya sebuah kerajaan.
     Kebangkitan lebih pada pelestarian budaya peninggalan leluhur. Kearifan lokal berupa tradisi dan budaya yang selama ini telah diwarisi oleh masyarakat Cepu.
     Ragam tari khas Jipang menghiasi gelaran seni budaya ini. Bahkan diujung acara, Kanjeng Pangeran Raja Adipati Jipang II, Barik Barliyan Suryowiyoto berdendang melantunkan sebuah lagu yang mampu membuat para Kerabat Keraton Jipang dari Malaysia ikut berdendang. Suasana terlihat begitu bersahabat dalam balutan budaya tanpa perbedaan.