Keraton Jipang

Foto Bersama Presiden Joko Widodo

Petinggi Keraton dan Kerabat keraton

Silaturahmi Nasional Raja dan Sultan Nusantara IV - 2015

Puri Agung Klungkung, Bali - Indonesia | 27 - 30 April 2015

Gelar Budaya

Keraton Jipang - Jawa Tengah

Keraton Jipang - Jawa Tengah

Keraton Jipang - Jawa Tengah

Keraton Jipang - Jawa Tengah

Keraton Jipang - Jawa Tengah

Keraton Jipang - Jawa Tengah

Keraton Jipang - Jawa Tengah

Keraton Jipang - Jawa Tengah

Keraton Jipang - Jawa Tengah

Keraton Jipang - Jawa Tengah

Keraton Jipang - Jawa Tengah

Keraton Jipang - Jawa Tengah

Keraton Jipang - Jawa Tengah

Keraton Jipang - Jawa Tengah

Keraton Jipang - Jawa Tengah

Senin, 13 November 2017

GELAR BUDAYA KERATON JIPANG I

GELAR BUDAYA KERATON JIPANG I
(SEJARAH BARU BANGKITNYA KERAJAAN JIPANG)

Penyambutan Raja Jipang II saat memasuki kawasan makam Gedong Ageng Desa Jipang Cepu 
(16/11/2016)

Berdirinya kembali Keraton Djipang bukan untuk membuat system pemerintahan baru. Semata hanya ingin memelihara dan melestarikan kebudayaan yang masih tersisa. Serta meluruskan sejarah yang tidak seluruhnya benar. Kebangkitan Kerajaan Djipang ini, berpotensi besar untuk menjadi daerah tujuan wisata yang bisa mengghidupkan geliat Ekonomi.

     Kemeriahan Gelar Budaya Keraton Djipang I yang terlaksana belum lama ini menjadi tanda kebangkitan kerajaan Djipang yang telah musnah pada 500 tahun lalu. Bangkitnya kembali kerajaan yang pernah berjaya pada abad ke 15 lalu, menjadi catatan sejarah baru saat ini.

     Bukan berarti akan membuat sistem pemerintahan baru layaknya sebuah kerajaan. Namun lebih pada pelestarian budaya peninggalan lelulur. Kearifan lokal berupa tradisi dan budaya yang selama ini telah diwarisi oleh masyarakat Cepu.

     Berbagai macam peninggalan sejarah kerajaan tersebut, hingga saat ini pun masih disimpan oleh masyarakat. Termasuk didalamnya adalah catatan sejarah berupa manuskrip dengan aksara jawa kuno yang ditulis pada abad ke 15 lalu, serta keris pusaka. Selain makam Gedong Ageng yang dipercaya sebagai situs sejarah bekas bangunan keraton, yang sering didatangi oleh para peziarah untuk berziarah pada makam pembesar Kerajaan Djipang.

     Sejalan dengan pelestarian budaya dan untuk menjaga kearifan lokal, masyarakat Cepu pada tahun 2014 lalu mendirikan Lembaga Adat Keraton Djipang. Yang kemudian mengangkat Barik Barliyan sebagai Raja Djipang yang baru. Dengan gelar Gusti Pangeran Raja Adipati (KGPRA) Arya Djipang II Barik Barliyan Surowiyoto SH.

"Setelah kami cukup lama mencari-cari dan menghubung-hubungkan dari manuskrip, ternyata bertemu dengan Mas Barik (Barik Barliyan) orang Palembang," kata Kushariyadi, Ketua Lembaga Adat Keraton Djipang.

     Barik merasa, lanjut Kushariadi, bahwa para pendahulunya adalah adik dari Arya Penangsang yakni Arya Mataram. "Silsilahnya utuh sampai 15 keturunan," ungkapnya.

     Barik Barliyan adalah keturunan ke-15 dari Arya Mataram, adik kandung Arya Penangsang. Sewaktu terjadi huru-hara di Keraton Djipang pada tahun 1554, Arya Mataram menyelamatkan diri ke Batu Raja, Lampung, Sumatera Selatan.

     Tujuan didirikannya Kerjaan Djipang, Kushariyadi menjelaskan, bahwa pihaknya ingin meluruskan sejarah jika Arya Penangsang bukanlah seorang Pemberontak. Hanya untuk merebut hak-nya sebagai pewaris sah tahta Demak. Lebih penting lagi adalah, Kerjaan Djipang memiliki sejarah kuat yang belum tertulis.

     Lain dari itu, berdirinya kembali Keraton Djipang bisa menarik wisatawan untuk datang ke Cepu. Banyak budaya yang saat ini masih dijalankan oleh masyarakat. Dan itu bisa dikemas baik untuk menarik wisatawan. Dengan demikian bisa meningkatkan ekonomi masyarakat. "Meningkatkan ekonomi kerakyatan," ungkap Raja Djipang II, Kanjeng Gusti Arya Jipang II PRA. Barik Barliyan Suryowiyoto, SH. Sebagaimana dengan Gelar Budaya Keraton Djipang belum lama ini.

      Menurut Kanjeng Gusti Arya Jipang II PRA. Barik Barliyan Suryowiyoto, SH., Gelar Budaya itu adalah proyek percontohan wisata. Murni dengan dana pribadi. “Bukan dari dana pemerintah,” kata dia. Dan itu adalah gerakan moral masyarakat. Karena dalam gelat budaya tersebut banyak dibantu oleh masyarakat. Harapan kedepan, lanjut dia, karena Gelar Budaya tersebut sudah masuk program dalam Visit Jawa Tengah, bisa memacu sebagai daerah tujuan wisata sehingga menciptakan geliat ekonomi.

     Saat disinggung apakah fisik Keraton akan dibangun, dengan tegas dia menjawab InSyaAllah. “Semua itu masalah uang. Sekarang ada uang besok kita bangun. Tapi yang terpenting bukan itu,” kata dia. Tapi, lanjut dia, adalah membangkitkan dulu rasa bangga dan memiliki pada diri masyarakat.

     Untuk itu, dia berencana untuk safari ke 5 Kabupaten yang dahulu merupakan wilayah Kerajaan Djipang. “Dalam wilayah budaya, Djipang memilik 5 daerah kekuasaan. Yakni Kabupaten Blora, Kabupaten Tuban, Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Rembang, dan Kabupaten Pati,” ungkapnya. Dan akan dimulai dari wilayah Kabupaten Blora, khususnya Cepu. “Karena kota rajanya di sini,” pungkas Raja Djipang II ini.






























GELAR BUDAYA KERATON JIPANG II

KERATON JIPANG ADAKAN GELAR BUDAYA JIPANG II
TEPAT DI JANTUNG IBUKOTA



 Kadis Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga (Disparpora) Provinsi Jawa Tengah memberikan penghormatan kepada
KPRA Arya Jipang II, Barik Barliyan Suryowiyoto SH.
Sejak berdirinya Yayasan Keraton Jipang pada tahun 2014 lalu, kebangkitannya yang ditandai dengan Gelar Budaya yang dilaksanakan pada 2016 di Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora - Jawa Tengah. Kini, gelaran kedua dimeriahkan di Anjungan Jawa Tengah Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Kamis (10/8/2017).
Gelaran ini dihadiri para Yang Mulia Raja Sultan Nusantara dan Kerabat Keraton Jipang dari Malaysia. Selain itu, hadir pula masyarakat Jipang dan para tamu undangan.
Pada kesempatan ini, berlangsung pula pemberian “Anugrah Darjah” dari Raja Jipang kepada Kerabat Keraton Jipang dari Malaysia. Kanjeng Pangeran Raja Adipati Arya Jipang II, Barik Barliyan Suryowiyoto, yang menyematkan langsung penganugrahan itu.
Dato Seri Mohammad Fairus Bin Mohamed Said dan Tan Sri Mohamad Ruslan Bin MD Akhir menerima Anugrah Bintang Raja Arya Jipang II. Dan masih banyak lagi yang menerima penganugrahan tersebut.
     Dalam sambutannya, KPRA Arya Jipang II, Barik Barliyan Suryowiyoto mengucapkan selamat kepada para penerima anugrah.

“Semoga apa yang sudah diterima ini menjadi berkah dan motivasi penggerakan kehidupan dalam satu tujuan pelestarian budaya. Acara ini juga menjadi silaruharmi antar sultan dan raja se-nusantara,” ujarnya.

     KPRA Arya Jipang II, Barik Barliyan Suryowiyoto sekilas berkisah tentang Jipang. Menurut dirinya, Jipang adalah satu tempat di Jawa Tengah, tepatnya di Kecamatan Cepu Kabupaten Blora. Dengan tampil di TMII, ini kesempatan Jipang bisa masuk ke Jantung Ibu kota Jakarta. Tujuannya ingin menunjukkan kebudayaan Jipang kepada masyarakat luas, terutama yang ada di Ibu Kota.

“Dari Cepu ke Jakarta adalah napak tilas. Karena Raja Jipang yang saat itu adalah Sultan Demak atau Pangeran Arya Penangsang atau Arya Jipang yang terlibat langsung dalam mendirikan Jayakarta bersama Fattahillah. InsyaAllah, kami sebagai keturunan terus membangun, membangkitkan, dan meluruskan sejarah Jipang yang nyaris terlupakan,” ungkapnya.

     Kembali disampaikan, sejarah budaya Jipang nyaris terlupakan, tertutup oleh kebesaran sejarah pra kemerdekaan, padahal Jipang memegang peranan strategis dalam sejarah.

“Kita tidak bisa cerita tentang Surakarta maupun Yogyakarta, tanpa menceritakan Jipang. Itulah yang membuat kami tetap berupaya untuk membangkitkan dan melestarikan budaya Jipang,” tukas Kanjeng Pangeran Raja Adipati Arya Jipang II, Barik Barliyan Suryowiyoto.

     Khusus Kerabat Keraton Jipang dari Malaysia, dirinya mengatakan, kerjasama telah dirintis dua tahun. Dengan budaya, diyakini kerjasama ini bisa mempererat rasa persaudaraan. Karena dengan budaya tidak terlihat adanya perbedaan.

“Itulah hebatnya budaya,” ungkap Gusti Pangeran Raja Adipati Jipang II, Barik Barliyan Suryowiyoto.

     Kembali ia menyebutkan, Malaysia dan Indonesia mungkin dari sisi politik bisa saling gontok-gontokan, tapi pada hari ini di Anjungan Jawa Tengah TMII, Jakarta, dibuktikan bahwa dengan budaya Indonesia dan Malaysia sebetulnya bersaudara.
Menurutnya, keberadaan Keraton Jipang sudah diakui Nasional. Meskipun masih sebatas komunitas raja dan sultan, yang tergabung dalam Forum Silaturahmi Keraton Nusantara (FSKN).
     Gelar budaya yang pertama pada tahun 2016, juga menghadirkan Raja dan Sultan se-Nusantara serta para pejabat di kementerian maupun para pengusaha dari Malaysia. Pada gelar budaya itu juga dirangkai dengan pelantikan serta pemberian gelar pada warga Malaysia.
     Dirinya menegaskan, bangkitnya kembali kerajaan yang pernah berjaya pada abad ke 15 lalu, menjadi catatan sejarah baru saat ini. Kebangkitan bukan berarti akan membuat sistem pemerintahan baru layaknya sebuah kerajaan.
     Kebangkitan lebih pada pelestarian budaya peninggalan leluhur. Kearifan lokal berupa tradisi dan budaya yang selama ini telah diwarisi oleh masyarakat Cepu.
     Ragam tari khas Jipang menghiasi gelaran seni budaya ini. Bahkan diujung acara, Kanjeng Pangeran Raja Adipati Jipang II, Barik Barliyan Suryowiyoto berdendang melantunkan sebuah lagu yang mampu membuat para Kerabat Keraton Jipang dari Malaysia ikut berdendang. Suasana terlihat begitu bersahabat dalam balutan budaya tanpa perbedaan.